Cambuk Hati : Manusia Kredit

Cambuk Hati : Manusia Kredit - Ustadz Ammi Nur Baits

Dalam sebuah perjalanan ketika di Jakarta, ada salah satu teman yang menemani saya di kendaraan, dia bercerita, dia cerita tentang serba serbi dunia Jakarta, ditengah dia bercerita dia menyebutkan bahwa di kota ini -di Jakarta- orang makan bayarnya pake kartu kredit itu sudah biasa, spontan saya terheran, Allahu Akbar, masha Allah ada orang yang makan pake kartu kredit.

Anda warga Jakarta, Anda yang tinggal di kota-kota besar, atau Anda yang sudah terbiasa menggunakan kartu kredit, mungkin ini merupakan sesuatu yang biasa bagi Anda, makan dengan menggunakan kartu kredit, tapi terus terang ini merupakan sesuatu yang mengherankan bagi saya, Anda boleh bilang saya katrok, Anda boleh bilang saya orang ndeso, tidak pernah mendengar ada ceritanya orang makan pake kartu kredit, tapi ada yang aneh bagi diri saya, ketika ada orang yang makan tapi bayarnya pake ngutang dan ini pertama kali saya mendengarnya di zaman ini. Se-miskin inikah penduduk Indonesia, separah ini kah kondisi ekonomi masyarakat Indonesia, untuk hanya bisa makan dia harus ngutang, kalau mungkin ini terjadi ketika zaman penjajahan Jepang, atau zaman ketika masyarakat masih miskin, atau zaman PKI mungkin kita masih bisa memaklumi, tapi ini di zaman Indonesia pasca pembangunan, disaat banyak orang yang telah memiliki banyak penghasilan, sehingga tidak saya memiliki sedikit dugaan, jika makan saja mereka ngutang maka bisa jadi semua yang ada pada dirinya adalah hasil utangan, rumahnya hasil utang, kendaraannya hasil hutang, hpnya hasil utang perabotannya hasil hutang, semua yang ada di kanan-kirinya adalah hasil utang, manusia yang hidup berlambang dengan kredit.

Apa yang bisa Anda banggakan ketika rumah Anda adalah hasil hutang, apa yang bisa Anda banggakan ketika kendaraan Anda adalah hasil utang, apa yang bisa menjadi kebanggaan seseorang ketika ternyata seisi rumahnya adalah hasil hutang. Seharusnya kita berfikir, berikan kenyamanan bagi diri kita, jangan bebani diri kita dengan utang, karena utang dalam islam itu menakutkan, dalam hadist yang shahih nabi shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda 
"Janganlah kalian menakut-nakuti diri kalian setelah kalian mendapatkan keamanan " maka sahabat bertanya, ya Rasulullah apa yang Anda maksud? kata nabi Shalallahu alaihi wasallam "yang aku maksud adalah hutang" (HR. Ahmad).
Apalagi ketika yang melayani kredit Anda adalah perbankan yang bisa dipastikan disana kita berurusan dengan riba. Anda tidak perlu malu terlihat miskin, tapi malulah Anda ketika Anda bepura-pura kaya dengan cara riba.

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak!!
Komentar dan masukan yang bersifat membangun selalu kami harapkan, demi kebaikan bersama.

Pages