TAKDIR BUKAN ALASAN !!

Takdir Allah bukan alasan - Ust. Abu Yahya Badru Salam, Lc


Tanya;
Allah subhanahu wa ta'ala. kan sudah mentakdirkan baik dan buruknya kepada setiap hambanya, lalu mengapa kita harus beramal ibadah ;kita melakukan shalat malam, kemudian kita banyak membaca-membaca alquran.

Jawaban Ustadz Abu Yahya Badru Salam
Di zaman dahulu dikala rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada para sahabat-sahabatnya bahwa setiap kalian sudah Allah takdirkan tempatnya di surga atau di neraka, seorang sahabat berkata wahai rasulullah kalau begitu buat apa kita beramal wahai rasulullah, maka rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "tugas kalian beramal saja", bukan untuk memikirkan takdir, setip orang sudah dimudahkan untuk apa dia diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Jadi, tugas kita bukan memikirkan takdir, karena kita tidak pernah tau apakah takdir kita ke surga atau ke neraka. Sebab kalau kita memikirkan sesuatu yang tidak pasti, itu tidak ada manfaatnya. Buat apa kita pikirkan, Allah sudah mentakdirkan kebaikan keburukan, Allah telah mentakdirkan su fulan di surga atau di neraka, sementara kita sendiri tidak tau apakah diri kita ke surga atau ke neraka kan? Kewajiban kita adalah beramal, makanya rasul mengatakan "beramal lah kamu" dan ingat bahwa Allah tidak akan menyianyiakan amalan-amalan hambanya. Makanya, ketika seseorang hanya memikirkan takdir, itu dijadikan dia akan lupa kepada amal, bahkan seseorang yang hanya memikirkan takdir, itu akan dijadikan dia akhirnya suuzon kepada Allah subhanahu wa ta 'ala.

Kita tidak diperintahkan untuk memikirkan takdir, tapi kita diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta 'ala untuk mencari takdir yang baik, meminta kepada Allah takdir yang baik. Itu yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, manusia punya kemampuan, coba contoh misalnya yaa.. kalau kamu lagi berjalan, disitu banyak jalan yang banyak belingnya, sekarang kalau anda berkata begini

"ah, Allah sudah takdirkan kok segala sesuatu, ya kalo saya Allah takdirkan nggak bakalan kena beling ya nggak bakalan"
Akhirnya antum jalan sambil merem mata antum.. nggak mungkin laah kan..artinya antum akan usaha hati-hati jangan sampai kita meletakkan kaki kita beling-beling itu. Nah, itu menunjukkan bahwasanya kita punya kemampuan. Allah tidak pernah memaksa hambanya untuk berbuat maksiat, tidak! Apakah kita pernah dipaksa oleh Allah -
Ada orang misalnya minum arak berkata saya dipaksa oleh Allah minum arak | loh kok bisa begitu | tangan saya gerak sendiri, mulut saya terbukan sendiri, tiba-tiba arak itu masuk sendirii.. Kalau seperti ini apakah Allah maafkan. Tapi kalau kita melakukan meminum arak itu dengan kehendak kita, kemauan kita padahal kita tahu itu tidak boleh, maka Allah tidak dzalim kalau Allah mengazab dia
memang kalau kita banyak memikirkan takdir, pasti kita akan pusing, (kenapa?) karena takdir itu rahasia Allah, kita mau memikirkan sesuatu yang diluar kemampuan akal kita, kita mau memikirkan sesuatu yang merupakan rahasia Allah, bagaimana kita akan bisa memikirkannya(?), pasti akan sesat kita.

Tanya;
berarti kita harus mencari takdir yang baik ya ustadz?

Jawaban Ustadz Abu Yahya Badru Salam
Betul, makanya kita beramal. Beramal-beramal, nggak usah kita mikirin takdir, yakinlah kalau kita beramal Allah tidak akan menyiayiakan amalan kita.


Tanya;
Kemudian..(masih masalah takdir nih ustadz), kan kalau kita lihat orang-orang kuffar dimana mereka disesatkan oleh Allah, kemudian di azab oleh Allah, padahal kan disini ada salah satu sifat Allah yaitu Maha Penyayang nih ustadz, gimana itu ustadz?

Jawaban Ustadz Abu Yahya Badru Salam
Nah, ini memang syubhat yang berat yang terkadang menghinggapi banyak orang-orang yang suka suudzon kepada Allah, kenapa Allah menyesatkan orang kafir(?) Apakah Allah dzalim kepada mereka(?) Allah tidak pernah dzalim, Allah berfirman "Allah tidak pernah mendzalimi siapapun sekecil apapun" Kenapa orang kafir itu kok sesat, dan disesatkan oleh Allah pasti ada sebabnya, harus kita imani dan kita yakini bahwa segala sesuatu ada sebabnya.
Sekarang, kalau ada orang kafir, belum sampai kepada dia peringatan,belum sampai kepada dia pemberi peringatan dan dia tidak tau kalau dia diatas kekafiran, Allah masih memberikan udzur kepada dia tidak(?), (jawabnya) masih. Tapi kalau ada orang kafir yang telah sampai kepada dia peringatan, sudah jelas dan sudah tau tentang kebenaran tapi dia tinggalkan bahkan dia musuhi lalu Allah azab dia, Allah adil tidak(?), adil. Yang salah adalah ketika seseorang yang sudah tau tentang kebenaran seperti firaun yang sudah ditegakkan hujjah olen Nabi Musa a.s., sudah diberikan berbagai macam ayat-ayat sampai firaun itu tersebut yakin akan kebenaran Nabi Musa a.s., Allah berfirman "mereka mengingkari nabi musa sementara mereka hatinya yakin akan kebenaran Nabi Musa a.s." lalu diperanginya Nabi Musa, Allah azab dia dengan kehendak Allah karena dia sendiri yang berbuat salah. Makanya, orang-orang kafir yang belum sampai kepada mereka pemberi peringatan, masih diberikan udzur oleh Allah, masih Allah maafkan dia, itu menunjukkan kasih sayang Allah kepada dia.

Maka dari itu kita jangan melihat dari sisi sifat Allah "kasih sayang" tapi juga Allah mempunyai sifat "Yang Maha Adil" bahwasanya ke-dzaliman harus dibalas dengan kedzaliman, sebab kalau seandainya hamba-Nya berbuat dosa, berbuat kemaksiatan, berbuat kerusakan, lalu kemudian tidak diberikan balasan yang setimpal kepada dia maka ini jelas sangat bertabrakan dengan sifat adil Allah subhanahu wa ta'ala. dan keadilannya Allah subhanahu wa ta'ala mengazab orang-orang yang berbuat dzalim kepada Allah subhanahu wa ta'ala kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Tanya;
Lalu bagaimana sikap ana ya ustadz untuk menyikapi tentang takdir ini ya ustadz

Jawaban Ustadz Abu Yahya Badru Salam
Sikap antum yang paling benar adalah :
  • Jangan menyibukkan diri memikirkan takdir karena itu bisa membahayakan aqidah kita.
    Sibukkan diri untuk mencari takdir yang baik, beramal shaleh, menuntut ilmu memperbanyak amalan dan berhusnuzan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
  • Yakini bahwa Allah Maha Adil, Allah tidak pernah dzalim kepada siapapun juga, Allah berfirman "Allah tidak pernah mendzalimi siapapun, sekecil apapun. Yakini Allah Maha Adil, kemudian yakini bahwa masalah takdir adalah rahasia Allah. Kita hanya sebatas diperintahkan oleh Allah untuk meyakini takdir, tapi kita tidak diperintah untuk memikirkannya, karena itu diluar akal manusia. Itu rahasia Allah. Justru kalau kita hanya sebatas memikrikan.., memikirikan.. sekali lagi ini akan menyeret kita kepada syubhat-syubhat syaitan, diseret oleh syaithan sehingga akhirnya kita su


Bersambung...

No comments:

Post a Comment

Tak ada gading yang tak retak!!
Komentar dan masukan yang bersifat membangun selalu kami harapkan, demi kebaikan bersama.

Pages